tribatimes.com - Bandung - Pemerintah Kabupaten Bekasi melaksanakan Hasil Seleksi Administrasi dan Rekam Jejak Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Tahun 2025 yang digelar di Gedung Grha Merit - Center of Excellence for Merit System & Assessment Center, Jalan Tubagus Ismail No.1A, Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (7/11/2025).
Pantauan di lokasi, sejumlah pejabat terlihat keluar-masuk gedung usai mengikuti proses seleksi. Beberapa tampak gembira, sementara lainnya menunjukkan ekspresi biasa saja. Namun, di balik kegiatan tersebut, muncul sorotan tajam dari kalangan media atas tertutupnya akses peliputan selama proses seleksi berlangsung.
Sejumlah awak media dari Kabupaten Bekasi yang datang ke lokasi mengaku tidak diperkenankan masuk ke area gedung, bahkan untuk menunggu di lobi pun dilarang.
Ketua Korwil Kabupaten Bekasi Forum Wartawan Jaya Indonesia (FWJI) sekaligus Pimpinan Umum Media Triloka News, Mariam, menyayangkan sikap panitia yang dianggap tidak menghargai keberadaan wartawan.
“Kami datang sejak pagi hingga sore, tapi tidak diperkenankan menunggu di lobi, hanya boleh di luar. Bahkan untuk mengisi daya ponsel saja harus di pos satpam. Panitia sama sekali tidak mau turun memberi arahan, seolah tidak mau bertemu awak media. Ini sangat disayangkan mengapa begitu tertutup, ada apa sebenarnya?” ungkap Mariam dengan nada kecewa.
Ia menilai, kegiatan yang menyangkut seleksi jabatan tinggi di lingkungan Pemkab Bekasi seharusnya dilakukan secara transparan dan dapat dipantau publik melalui media.
“Saya meminta kepada Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, agar kegiatan seperti ini terbuka untuk media. Masyarakat berhak tahu proses seleksi jabatan pimpinan tinggi — bagaimana mekanismenya, tahapan penilaiannya, dan siapa saja yang lolos. Jangan sampai hanya pejabat yang tahu, sementara publik dibiarkan dalam ketidaktahuan,” tegasnya.
Mariam juga menyoroti perlakuan yang tidak pantas terhadap jurnalis yang datang meliput.
“Sangat miris melihat kawan-kawan media. Jauh-jauh datang ke Bandung, tapi tidak dianggap. Dilarang masuk lobi, disuruh menunggu di luar tanpa diberi kepastian atau bahkan segelas air. Ini tidak mencerminkan semangat keterbukaan publik yang seharusnya dijunjung tinggi,” tambahnya.
Mariam menegaskan, pihaknya akan terus mendorong keterbukaan dalam setiap kegiatan pemerintahan, khususnya dalam proses seleksi jabatan publik.
“Jangan sampai ada kecurangan dalam proses seleksi jabatan ini. Kasihan peserta yang sudah datang jauh-jauh dari Bekasi jika hasilnya tidak objektif. Kami berharap semua berjalan transparan, profesional, dan berintegritas,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak satpam gedung yang ditemui wartawan di lokasi mengatakan bahwa mereka hanya menjalankan perintah atasan.
“Kami hanya menjalankan tugas. Arahan dari atasan agar tamu menunggu di luar, tidak boleh di lobi. Untuk ngecas HP pun diarahkan di pos satpam,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pegawai operasional di tempat kegiatan yang menyebut aturan tersebut datang langsung dari pihak penyelenggara.(Catur Sujatmiko)

